Dalam dunia industri, keselamatan kerja adalah prioritas utama. Salah satu metode untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko ini adalah dengan melakukan Job Safety Analysis (JSA).
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, manfaat, tahapan serta memberikan beberapa contoh penerapan Job Safety Analysis di lapangan.
Pengertian Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis adalah metode sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam setiap langkah pekerjaan dan menerapkan tindakan pencegahan yang sesuai.
Metode ini biasanya dilakukan dengan cara menganalisis tugas atau pekerjaan secara bertahap, memeriksa risiko atau bahaya pada setiap langkah, lalu merancang prosedur untuk meminimalkan risiko tersebut.
Manfaat Melakukan JSA
Melakukan JSA secara rutin memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain:
1. Mengurangi Risiko Kecelakaan
JSA membantu tim di tempat kerja untuk mengenali potensi bahaya sebelum pekerjaan dimulai. Dengan begitu, langkah pencegahan dapat diambil lebih awal, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan.
2. Meningkatkan Kesadaran Keselamatan di Lingkungan Kerja
Dengan adanya analisis JSA, setiap pekerja menjadi lebih waspada dan terlatih untuk mengenali potensi bahaya. Mereka juga lebih memahami bagaimana cara bekerja yang aman.
3. Mengurangi Biaya Akibat Kecelakaan
Dengan Job Safety Analysis, risiko kecelakaan di perusahaan bisa ditekan sehingga biaya akibat kecelakaan bisa diminimalkan.
4. Membantu Kepatuhan Terhadap Regulasi
Di berbagai negara, termasuk Indonesia, perusahaan diwajibkan untuk menjaga keselamatan pekerjanya. JSA dapat membantu perusahaan memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang diwajibkan oleh regulator, sehingga dapat terhindar dari sanksi hukum.
5. Meningkatkan Produktivitas
Ketika lingkungan kerja aman dan bebas dari ancaman kecelakaan, para pekerja cenderung lebih nyaman dalam menjalankan tugas mereka. Dengan begitu, produktivitas pun akan meningkat.
Tahapan dalam Melakukannya
Proses melakukan JSA umumnya melalui beberapa langkah berikut:
1. Identifikasi Pekerjaan yang Akan Dianalisis
Langkah pertama adalah menentukan pekerjaan mana yang memiliki risiko tinggi dan perlu dianalisis.
2. Memecah Pekerjaan Menjadi Langkah-Langkah Kecil
Setiap pekerjaan dibagi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil untuk memudahkan identifikasi potensi risiko.
3. Mengidentifikasi Bahaya pada Setiap Langkah
Setelah pekerjaan dipecah, tim akan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada pada setiap langkah.
4. Menentukan Langkah Pengendalian Bahaya
Setelah mengidentifikasi bahaya, tentukan langkah-langkah pengendalian yang tepat untuk setiap risiko, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD), mengatur prosedur kerja yang aman, atau memasang rambu-rambu peringatan.
5. Menentukan Tindakan Pencegahan
Langkah terakhir adalah merancang tindakan pencegahan tambahan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang tersisa, memastikan bahwa bahaya sudah dikendalikan secara maksimal.
Contoh Penerapan Job Safety Analysis
Berikut adalah contoh penerapan Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan pemasangan rangka baja di sebuah proyek konstruksi.
1. Identifikasi Pekerjaan yang Dianalisis
Pekerjaan pemasangan rangka baja termasuk berisiko tinggi karena melibatkan ketinggian dan alat berat, sehingga perlu dianalisis untuk keselamatan.
2. Memecah Langkah Kerja
Proses pemasangan dipecah menjadi beberapa langkah kecil, termasuk pengangkutan bahan dari gudang ke lokasi, penempatan bahan baja di area kerja, pengangkatan rangka baja dengan alat berat, pemasangan dan pengencangan rangka baja, pengecekan akhir dan pembersihan area kerja.
3. Mengidentifikasi Potensi Bahaya pada Setiap Langkah
Setiap tahapan diidentifikasi potensi bahayanya, seperti bahaya fisik, kimia, mekanik, atau ergonomis. Bahaya ini dicatat untuk menentukan langkah pencegahan.
4. Menentukan Tindakan Pencegahan untuk Setiap Bahaya
Tindakan pencegahan dirancang untuk setiap tahapan dengan memastikan bahan terikat kuat dan pekerja menggunakan APD saat pengangkutan, menjaga area kerja bersih saat penempatan, menggunakan alat berat yang aman dan membuat batas area saat pengangkatan, serta mewajibkan pekerja memakai tali pengaman dan harness saat pemasangan. Sebelum pembersihan, pastikan semua alat dan material diamankan.
5. Memonitor dan Mengevaluasi Proses
Selama pekerjaan berlangsung, lakukan pemantauan implementasi JSA, dan evaluasi hasilnya setelah selesai. Dokumentasi hasil akan berguna untuk pelatihan dan perbaikan JSA di proyek mendatang.
Baca Artikel Terbaru Klik di sini
Kesimpulan
Job Safety Analysis adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif. Dengan menerapkan JSA, perusahaan tidak hanya menjaga keselamatan pekerja, tetapi juga mengurangi biaya akibat kecelakaan dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kerja.
Sumber Gambar : Freepik